Alhamdulillah, saya dan suami termasuk yang terjadwal berangkat tahun
2014 ini untuk Haji. Tadi sudah ada telpon dari kemenag wilayah untuk
daftar ulang (?). Tidak begitu jelas informasinya, karena telponnya ke
rumah sementara saya di kantor.
Kami sudah daftar sejak akhir 2010 loh! Jadi nunggu 4 tahun. Sempat mau
mempercepat ketika lagi di Kairo, ternyata lagi ada masalah antara
pemerintah Mesir dengan kedubes Saudi ketika itu. Kemudian mau ikut yang
khusus tahun 2013, eh ternyata quota dipotong 20%. Jadi teuteup
mengikuti jadwal antrian semula, tahun 2014.
Memang sih ya, yang penting kan sudah niat. Apapun yang terjadi serahkan
pada Ilahi. Tetapi namanya manusia kan kudu berusaha seoptimal mungkin
gimana agar semuanya berjalan lancar car car.
Salah satunya mengenai kasus MERS yang merebak di Saudi. Di Indonesia
sendiri, jamaah yang pulang umroh, sudah 3 orang (2 dari Riau dan 1
Bali) yang meninggal dengan gejala mirip MERS, sedangkan 4 orang di
Medan (di RS Adam Malik) sedang ditest dan hasilnya masih ditunggu.
Ada beberapa catatan saya, semoga pemerintah baik Kementrian Agama
(Kemenag) maupun Kementrian Kesehatan (Kemenkes) cepat mengambil
tindakan mengingat waktu yang tidak begitu lama antara bulan Mei
sekarang dengan keberangkatan kloter pertama haji, 1 September 2014.
Hanya berjarak 3 bulan loh!
Apa antisipasi terkait persiapan medis yang
sudah dilakukan?
1. Mengenai calon haji resiko tinggi, pihak Kemenag menunggu Kemenkes
segera menetapkan people high risk. Memang sudah dianjurkan agar lansia
menunda keberangkatan. Tetapi harus jelas, himbauan saja atau benar
larangan? Begitu juga dengan kondisi kesehatan calhaj, apakah bisa
dipastikan dalam kondisi benar-benar sehat?
2. Saya baca disini
bahwa walaupun vaksin MERS belum ada, tetapi Deputi Kemenkes, Ghufron
Ali menyarankan agar vaksin flu diberikan kepada calhaj. Karena
bagaimanapun vaksin flu ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Tentu
karena ratusan ribu yang berangkat, vaksin ini harus tersedia, dan
dipastikan bisa diberikan kepada calhaj yang akan berangkat.
3. Memastikan semua prosedur keselamatan dalam pencegahan penularan MERS
dilakukan sebagai standar wajib di semua wilayah dan dilakukan oleh
para calhaj. Termasuk masalah kebersihan. Maaf, soal kebersihan ini,kata
teman yang dah haji, sering diremehkan atau diabaikan banget oleh
sebagian calhaj.
4. Komunikasikan dengan sebaik-baiknya perkembangan yang terjadi.
Komunikasi ini penting, jangan sampai calhaj tidak mengerti yang
terjadi, dan malah kecewa, tidak mau terima, dan sebagainya.
Kemenkes yang memiliki otoritas untuk meninjau, dan jika sudah sangat
parah sebarannya (karena memang tidak ada vaksinnya) bisa saja dibuat
travel warning. Yang jelas, Mesir dan Palestina sudah mengeluarkan
larangan ke Saudi, dan bahkan untuk haji sudah diminta agar tahun depan
saja.
Semoga,semoga 3 bulan ini pemerintah Saudi mampu mengatasi MERS. Dan
kami hanya bisa berdoa, sambil pasrah, walaupun kerinduan kesana sudah
demikian terpendam. Mengucapkan Labbaik dengan suara bergetar dan mata
merebak….jiahh, bayanginnya aja aku dah melo.
Amiin YRA….Salam Kompasiana!
0 komentar:
Posting Komentar